Manusia Ini Dinobatkan
sebagai "Manusia Paling Jahanam Sepanjang Sejarah", oleh para
cendikiawan dunia,(Berdasarkan buku Michael H. Hart)

- Lahir pada 1889 di Braunau, Austria.
- Masuk Angkatan Bersenjata pada masa
Perang Dunia ke I, terluka dan memperoleh dua medali karena keberanian nya.
- Karena rasa geram dan terpukulnya, pada tahun 1919 pada
- Karena rasa geram dan terpukulnya, pada tahun 1919 pada
masa
umurnya menginjak 30 tahun, bergabung dengan partai kecil berhaluan kanan di
Munich, dan kemudian partai ini berubah nama menjadi Partai Buruh Nasionalis
Jerman (NAZI)
- Dalam tempo 2 tahun, segera diangkat menjadi pemimpin (Fuehrer),
karena tidak ada saingannya.
- Tahun 1923, ditangkap dan di penjara karena percobaan
kupnya gagal (The Munich Beer Hall Putsch), dan dalam waktu kurang dari setahun dia sudah keluar lagi.
- Januari 1933, tatkala umurnya 40 thn, diangkat menjadi
Kaneselir Jerman, karena semakin kuatnya partai NAZI, dan ketidak
puasan masyarakat atas partai2 besar lainnya.
- Menyingkirkan, menggebuki dan membunuh setiap lawan
- Tahun 1923, ditangkap dan di penjara karena percobaan
kupnya gagal (The Munich Beer Hall Putsch), dan dalam waktu kurang dari setahun dia sudah keluar lagi.
- Januari 1933, tatkala umurnya 40 thn, diangkat menjadi
Kaneselir Jerman, karena semakin kuatnya partai NAZI, dan ketidak
puasan masyarakat atas partai2 besar lainnya.
- Menyingkirkan, menggebuki dan membunuh setiap lawan
Lawan politiknya, dengan
jabatannya dan membentuk kediktatoran mutlak dan dengan cepat meraih sebagian
besar dukungan rakyat Jerman, karena berhasil menekan angka pengangguran dan
perbaikan ekonomi.
- Inggris dan Perancis terkepung oleh berbagai macam
kesulitan ekonomi dibuat nya.
- Puncak kekuasaan nya tahun 1940, Angkatan bersenjatanya
menaklukan negara negara besar.
- April : Melabrak Denmark dan Norwegia, Mei : Menerjang
- Inggris dan Perancis terkepung oleh berbagai macam
kesulitan ekonomi dibuat nya.
- Puncak kekuasaan nya tahun 1940, Angkatan bersenjatanya
menaklukan negara negara besar.
- April : Melabrak Denmark dan Norwegia, Mei : Menerjang
Belanda, Belgia dan
Luxemburg, Juni : Perancis bertekuk lutut, dan pada tahun inilah terjadinya
"Battle of Britain", buah karya perjuangan mati matian Inggris, dan
akhirnya Jerman tidak pernah menduduki Inggris.
- April 1941 : menaklukan Yunani dan Yuglosavia.
- Juni 1941 : Hitler Merobek robek perjanjian tidak saling
- April 1941 : menaklukan Yunani dan Yuglosavia.
- Juni 1941 : Hitler Merobek robek perjanjian tidak saling
Menyerang yang telah di
sepakati dengan Uni Soviet yahg berbuah penyerbuan. Tentara Jerman sempat
menduduki sebagian wilayah Rusia.
- Desember 1941 : perang terhadap Amerika yang kemudian
Disusul dengan penyerbuan pangkalan laut oleh Jepang di Pearl Harbour
- Desember 1941 : perang terhadap Amerika yang kemudian
Disusul dengan penyerbuan pangkalan laut oleh Jepang di Pearl Harbour
- Pertengahan 1942, Jerman telah MENGUASAI sebagian besar
Wilayah eropa dan Afrika Utara, yang tidak pernah sanggup dilakukan oleh siapapun sepanjang sejarah.
Wilayah eropa dan Afrika Utara, yang tidak pernah sanggup dilakukan oleh siapapun sepanjang sejarah.
- 1942, Jerman akhirnya dikalahkan dalam pertempuran rumit
Di El-Alamein di Mesir dan Stalingrad di Rusia, kekalahan Jerman tak terelakkan lagi.
- Hittler tidak menyerah dan tidak akan pernah menyerah, dia
Malah terus menggila selama lebih dari 2 tahun setelah Stalingard.
- 30 April 1945, Hitler bunuh diri, dan tujuh hari kemudian,
Jerman menyerah kalah
Di El-Alamein di Mesir dan Stalingrad di Rusia, kekalahan Jerman tak terelakkan lagi.
- Hittler tidak menyerah dan tidak akan pernah menyerah, dia
Malah terus menggila selama lebih dari 2 tahun setelah Stalingard.
- 30 April 1945, Hitler bunuh diri, dan tujuh hari kemudian,
Jerman menyerah kalah
Korban keganasan Hitler





Orang orang Rusia dan Gypsy
turut menjadi korban keganasan Hitler, hasilnya, terciptanya Camp Maut yang
merupakan tempat pembunuhan masal bagi mereka, disitulah anggota badan mayat di
pereteli satu persatu, dari jam, cincin samapai jenazahnya pun dipergunakan
untuk pabrik sabun.
Data dan Fakta
Hitler
merupakan seorang orator terbesar sepanjang sejarah.
Hitler adalah biang kerok terciptanya Perang Dunia ke II
Banyak sejarah dunia yang terjadi oleh karena Hitler, yang tidak akan pernah terjadi tanpa adanya Hitler.
Hitler telah menyebabkan kematian sekitar 35 juta jiwa dalam setiap peperangan yang dia dalangi.
Hitler begitu fenomenal, betapa seorang asing (Hitler dilahirkan di Austria, bukan Jerman), betapa seorang yang tidak punya pengalaman politik sama sekali, tidak punya duit, tidak punya hubungan politik, mampu dalam masa kurang dari 14 tahun, dapat menjadi pemimpin kekuatan dunia.
Ketika Hitler Mati, NAZI pun "mati"
Hitler gagal total dalam merampungkan cita citanya, dan akibat akibat yang tampak pada generasi berikutnya malah kebalikan dari apa yang ia kehendaki, misalnya.. Hitler bermaksud menyebarkan pengaruh Jerman serta wilayah kekuasaan Jerman. Akan tetapi daerah taklukannya hanyalah bersifat sementara dan singkat, dan kini bahkan Jerman barat dan Jerman timur jika di gabung menjadi satu, masih lebih kecil ketimbang Republik Jerman tatkala Hitler menjadi Kepala Pemerintahan.
Adalah dorongan nafsu Hitler untuk membantai Yahudi, tapi lima belas tahum setelah Hitler berkuasa, sebuah negara yahudi merdeka berdiri untuk pertama kalinya setelah 200 tahun
Jerman barat sekarang menjadi negara demokrasi dan membenci kediktatoran.
Hitler adalah biang kerok terciptanya Perang Dunia ke II
Banyak sejarah dunia yang terjadi oleh karena Hitler, yang tidak akan pernah terjadi tanpa adanya Hitler.
Hitler telah menyebabkan kematian sekitar 35 juta jiwa dalam setiap peperangan yang dia dalangi.
Hitler begitu fenomenal, betapa seorang asing (Hitler dilahirkan di Austria, bukan Jerman), betapa seorang yang tidak punya pengalaman politik sama sekali, tidak punya duit, tidak punya hubungan politik, mampu dalam masa kurang dari 14 tahun, dapat menjadi pemimpin kekuatan dunia.
Ketika Hitler Mati, NAZI pun "mati"
Hitler gagal total dalam merampungkan cita citanya, dan akibat akibat yang tampak pada generasi berikutnya malah kebalikan dari apa yang ia kehendaki, misalnya.. Hitler bermaksud menyebarkan pengaruh Jerman serta wilayah kekuasaan Jerman. Akan tetapi daerah taklukannya hanyalah bersifat sementara dan singkat, dan kini bahkan Jerman barat dan Jerman timur jika di gabung menjadi satu, masih lebih kecil ketimbang Republik Jerman tatkala Hitler menjadi Kepala Pemerintahan.
Adalah dorongan nafsu Hitler untuk membantai Yahudi, tapi lima belas tahum setelah Hitler berkuasa, sebuah negara yahudi merdeka berdiri untuk pertama kalinya setelah 200 tahun
Jerman barat sekarang menjadi negara demokrasi dan membenci kediktatoran.
2.Kekejaman Syi’ah Terhadap Ahlu Sunnah
AHLU SUNNAH MENJADI INCARAN GOLONGAN LAIN
Benteng kaum Muslimin diserang dari dalam, kira-kira
begitulah ungkapan yang dirasakan umat ini atas kejahatan ahli bid'ah khususnya
Syi'ah terhadap Islam, Sunnah dan Ahlu Sunnah. Pengkhianatan dan kekejaman yang
dilakukan oleh ahli bid'ah terhadap Islam dan kaum Muslimin sangat banyak
terjadi.
Ini tidak lain dilandasi oleh keyakinan mereka yang
mengkafirkan dan menghalalkan darah orang-orang yang berada di luar kalangan
mereka. Kurangnya penghormatan mereka terhadap kehormatan, harta dan darah kaum
Muslimin dan kesembronoan mereka dalam menjatuhkan vonis kafir terhadap siapa
saja yang tidak sepaham menjadi alasan mereka melakukan semua itu.
Tercatat di awal sejarah Islam dua kelompok bid'ah
yang melakukan hal tersebut, yaitu Syi'ah dan Khawârij. Akibat dari tindakan
pengkhianatan mereka tersebut banyak Sahabat Nabi radhiyallâhu'anhum yang
terbunuh. Mereka tak segan-segan menghalalkan darah Sahabat radhiyallâhu'anhum,
para Ulama dan orang shalih dengan alasan yang mengada-ada tanpa rasa takut dan
rasa malu sedikit pun terhadap Allâh Ta'âla.
Sejak awal kemunculan kelompok-kelompok bid'ah ini
yang selalu menjadi incaran dan targetnya adalah Ahlu Sunnah. Kelompok-kelompok
bid'ah itu rela melupakan perbedaan-perbedaan di antara mereka walaupun dalam
masalah yang prinsipil untuk bekerja sama dalam mematikan Sunnah dan
menghancurkan Ahlu Sunnah, begitulah sejarah berbicara. Khususnya pada abad
ke-4 Hijriyah ketika mulai berdirinya daulah Syi'ah di beberapa wilayah,
terutama di daerah-daerah pegunungan. Seiring dengan semakin gencarnya gerakan
dakwah mereka ditambah lagi semakin lemahnya daulah Ahlu Sunnah pada masa itu.
SYI'AH, MUSUH DALAM SELIMUT
Imam Ibnu Katsîr rahimahullâh telah
menjelaskan fenomena ini dalam kitabnya ketika menyebutkan biografi salah
seorang tokoh Syi'ah yaitu Ibnu Nu’mân :
“Ibnu Nu’mân ini adalah seorang tokoh Syi'ah dan
pembela mereka. Ia punya kedudukan di kalangan penguasa-penguasa daerah karena
mayoritas penduduk di daerah-daerah tersebut pada masa itu mulai condong kepada
tasyayyu’ (Syi’ah). Di antara muridnya adalah asy-Syarîf ar-Râdhi dan
al-Murtadhâ.”[1]
Beberapa sekte, seperti Ismâ’îliyah, Buwaihiyah,
Qarâmithah dan lain-lainnya memakai jubah Syi'ah ini untuk meraih tujuannya.
Contoh kasusnya adalah yang terjadi di Afrika utara, salah seorang juru dakwah
Syi'ah yang bernama Husain bin Ahmad bin Muhammad bin Zakariya ash-Shan’âni
yang berjuluk Abu ‘Abdillâh asy-Syî’i masuk ke wilayah Afrika seorang diri
tanpa harta dan tanpa satu pun orang yang mendampinginya. Ia terus melakukan
kegiatan dakwah di sana hingga ia berhasil menguasainya.[2]
Abu ‘Abdillâh asy-Syîi’i inilah yang berhasil
meyakinkan kaum Muslimin untuk menerima ‘Ubaidullâh al-Qaddah sebagai imam
dakwah sehingga mereka membaiatnya. Lalu ‘Ubaidullâh ini menggelari dirinya
sebagai al-Mahdi dan mendirikan daulah ‘Ubaidiyah yang kemudian lebih
dipopulerkan dengan sebutan sebagai daulah Fâthimiyyah. Padahal pada hakekatnya
merupakan daulah yang beraliran bathiniyah.
Di antara kejahatan yang dilakukan oleh ‘Ubaidullâh
ini, suatu kali kudanya masuk ke dalam masjid. Lalu rekan-rekannya ditanya
tentang hal itu, mereka menjawab:
“Sesungguhnya kencing dan kotoran kuda itu suci,
karena ia adalah kuda al-Mahdi (yakni ‘Ubaidullâh)."
Pengurus masjid mengingkari hal itu. Maka mereka pun
membawanya ke hadapan‘Ubaidullâh al-Mahdi, dan akhirnya ia menghabisi pengurus
masjid tersebut.
Ibnu ‘Adzâra rahimahullâh berkata:
“Sesungguhnya di akhir hayatnya ‘Ubaidullâh ini
ditimpa sebuah penyakit yang mengerikan yaitu adanya cacing yang keluar dari
duburnya dan kemudian memakan kemaluannya. Begitulah keadaannya hingga
kematian merenggutnya.”[3]
Abu Syâmah rahimahullâh berkomentar
tentang‘Ubaidullâh ini dengan berkata:
“Ia adalah seorang zindiq (kafir), khabîts (sangat
buruk), dan merupakan musuh Islam. Menunjukkan diri sebagai Syi'ah dan berupaya
keras untuk menghilangkan agama Islam. Ia banyak membunuh Fuqahâ’, ahli hadits,
orang-orang shalih dan banyak manusia lainnya. Anak keturunannya tumbuh dengan
pola pikir seperti itu dan apabila ada kesempatan mereka akan menunjukkan
taringnya, jika tidak maka mereka akan menyembunyikan diri.”[4]
Adz-Dzahabi rahimahullâh berkata:
“Duhai kiranya kalau ia hanya seorang penganut Syi'ah
saja, tetapi ternyata di samping itu ia juga seorang zindiq.”[5]
Para ulama yang telah mereka bunuh di antaranya adalah
Abu Bakar an-Nâbilisi, Muhammad bin al-Hubulli, Ibnu Bardûn yang dibunuh oleh
Abu ‘Abdillâh asy-Syî’i. Sementara Ibnu Khairûn Abu Ja’far Muhammad bin Khairûn
al-Mu’âfiri tewas di tangan ‘Ubaidullâh al-Mahdi.
Di antara penguasa mereka yang telah banyak membunuh
para Ulama adalah al-‘Adhid, penguasa terakhir Bani ‘Ubaid. Ibnu Khalikân rahimahullâh
berkata tentang orang ini:
“Al-‘Adhid ini orang yang sangat kental Syi’ahnya,
sangat keterlaluan dalam mencaci maki Sahabat Nabi, apabila ia melihat seorang
Sunni (Ahlu Sunnah), ia menghalalkan darahnya.”[6]
Salah satu sekte yang menimpakan berbagai bala
terhadap Ahlu Sunnah adalah Buwaihiyah. Sekte ini dinisbatkan kepada Buwaihi
bin Fannakhasru ad-Dailami al-Fârisi. Berkuasa di Irak dan Persia lebih kurang
satu abad ketika kekhalifahan ‘Abbasiyah sedang melemah di Baghdad.
Sekte ini juga menunjukkan kefanatikannya kepada
ajaran Syi’ah. Bahkan mereka memotivasi orang-orang Syi'ah di Baghdad untuk
melakukan tindakan-tindakan perlawanan terhadap Ahlu Sunnah. Hampir tiap tahun
terjadi pertikaian dan benturan-benturan antara kaum Syi'ah dan Ahlu Sunnah.
Sehingga banyak korban jiwa jatuh dan menimbulkan kerugian materil yang besar,
toko-toko dan pasar-pasar dibakar.
Untuk menunjukkan hegemoni dan dominasi mereka atas
Ahlu Sunnah, pada tahun 351H kaum Syi'ah di Baghdad dengan dukungan dari
Mu’izzud Daulah mewajibkan masjid-masjid untuk melaknat Mu’awiyah radhiyallâhu'anhu
dan tiga Khalifah Râsyid (Abu Bakar, ‘Umar dan ‘Utsman radhiyallâhu'anhum).
Sebuah ketetapan yang tak mampu dicegah oleh kekhalifahan ‘Abbasiyah.[7]
Bahkan pada tahun 352H, Mu’izzud Daulah menyuruh kaum
Muslimin untuk menutup toko-toko mereka, mengosongkan pasar, meliburkan jual-beli
dan menyuruh mereka untuk meratap. Para wanita disuruh keluar tanpa penutup
kepala dan wajah dicoreng-moreng, lalu berkeliling kota sambil meratap dan
menampar-nampar pipi atas kematian Husain bin‘Ali radhiyallâhu'anhu.
Maka kaum Muslimin pun melakukannya, sementara Ahlu
Sunnah tidak mampu mencegahnya karena banyaknya jumlah kaum Syi'ah dan
kekuasaan kala itu berada di tangan mereka (di tangan kaum Buwaihiyyun).[8]
Imam adz-Dzahabi rahimahullâh sampai
berkomentar:
“Sungguh telah terlantar urusan agama Islam dengan
berdirinya daulah Bani Buwaihi dan Bani ‘Ubaid yang bermadzhab Syi'ah ini.
Mereka meninggalkan jihad dan mendukung kaum Nasrani Romawi dan merampas kota
Madâin.”[9]
Salah satu sekte di antara sekte-sekte Syi'ah adalah
Syi'ah Ismâ’iliyah. Setelah wafatnya Ja’far bin Muhammad ash-Shâdiq, kaum Syi'ah
terpecah dua kelompok. Satu kelompok menyerahkan kepemimpinan kepada anaknya,
yaitu Mûsâ al-Kâzhim, mereka inilah yang kemudian disebut Syi'ah Itsnâ
‘Asyariyah (aliran Syi'ah yang meyakini adanya imam yang berjumlah dua belas
orang, red).
Dan satu kelompok lagi menyerahkan kepemimpinan kepada
anaknya yang lain, yaitu Ismâ’il bin Ja’far. Kelompok ini kemudian dikenal
sebagai Syi'ah Ismâ’iliyah. Kadang kala mereka dinisbatkan kepada madzhab
bathiniyah dan kadang kala dikaitkan juga dengan Qarâmithah. Akan tetapi,
mereka lebih senang disebut Ismâ’iliyah.[10]
Adapun Qarâmithah sendiri adalah penisbatan kepada
Hamdân Qirmith. Kemudian pengikut-pengikutnya dikenal dengan sebutan
Qarâmithah. Di antara tokoh mereka yang menimpakan fitnah besar terhadap kaum
Muslimin adalah Abu Thâhir Sulaimân bin Hasan al-Janâbi.
Mereka inilah yang bersekutu bersama kaum Nasrani dan
Tatar untuk melawan Islam dan kaum Muslimin. Ketika mereka sudah memiliki
kekuatan dan berhasil mendirikan daulah Bahrain, mereka melakukan aksi-aksi
yang membuat bulu kuduk merinding; berupa perampasan, pembunuhan dan
pemerkosaan. Bahkan kekejaman seperti itu tidak pernah dilakukan oleh bangsa
Tatar maupun kaum Nasrani sekalipun.
Pada tahun 312H, mereka menghadang kafilah haji yang
hendak kembali ke Irak. Mereka merampas kendaraan kafilah itu, bekal-bekal dan
harta benda yang mereka bawa, dan meninggalkan rombongan haji begitu saja
sehingga kebanyakan dari mereka mati kehausan dan kelaparan.[11]
Dan pada tahun 317H, mereka menyerang jamaah haji di
Masjidil Harâm, dan membunuhi para jamaah yang berada dalam masjid lalu
membuang mayat-mayat ke sumur Zamzam. Mereka membunuh orang-orang di
jalan-jalan kota Mekah dan sekitarnya. Jumlah korbannya mencapai tiga puluh
ribu jiwa. Bahkan mereka merampas kelambu Ka’bah dan membagi-bagikannya kepada
pasukannya. Mereka menjarah rumah-rumah penduduk Mekah dan mencungkil Hajar
Aswad dari tempatnya untuk ia bawa ke Hajar (ibukota daulah mereka di Bahrain).[12]
Imam Ibnu Katsîr rahimahullâh merekam
kekejaman yang dilakukan oleh Abu Thâhir al-Janâbi al-Bâthini ini dengan
berkata:
“Ia menjarah harta penduduk Mekah dan menghalalkan
darah mereka. Ia membunuhi manusia di rumah-rumah mereka hingga yang berada di
jalan-jalan. Bahkan menjagal banyak jamaah haji di Masjdil Haram dan di dalam
Ka’bah. Lalu pemimpin mereka, yakni Abu Thâhir –semoga Allâh Ta'âla
melaknatnya– duduk di pintu Ka’bah, sementara orang-orang disembelihi di
hadapannya dan pedang-pedang berkelebatan membantai orang-orang di Masjidil
Haram pada bulan haram (suci) di hari Tarwiyah yang merupakan hari yang mulia.
Sementara Abu Thâhir ini berseru:
“ Aku adalah Allâh, Allâh adalah aku. Aku menciptakan
makhluk dan akulah yang mematikan mereka."
Orang-orang pun berlarian menyelamatkan diri dari
kekejaman Abu Thâhir ini. Di antara mereka bahkan ada yang bergantung pada
kelambu Ka’bah. Namun itu tidak menyelamatkan jiwa mereka sedikit pun. Mereka
tetap ditebas habis dalam keadaan seperti itu. Mereka dibunuhi meskipun mereka
sedang bertawaf…”
Beliau melanjutkan:
“Setelah pasukan Qarâmithah ini melakukan aksi brutal
mereka itu –semoga Allâh melaknat mereka– dan perbuatan keji mereka terhadap
para jamaah haji, Abu Thahir ini menyuruh pasukannya agar melemparkan
mayat-mayat yang tewas ke sumur Zamzam. Dan sebagian lain dikubur di
tempat-tempat mereka di tanah haram bahkan di dalam Masjidil Haram. Lalu kubah
sumur Zamzam pun dirobohkan. Kemudian Abu Thâhir memerintahkan agar mencopot
pintu Ka’bah, melepaskan kelambunya, untuk ia koyak-koyak dan bagikan kepada
pasukannya.”[13]
Dan jangan lupa juga pengkhianatan mereka terhadap
Khalifah al-Musta’shim billâh yang dilakoni oleh Muhammad bin al-Alqami dan
Nâshiruddîn ath-Thûsi, yang anehnya kedua orang ini dianggap pahlawan oleh
orang-orang Syi’ah.
Keruntuhan kota Baghdad yang kala itu merupakan
ibukota Daulah Abbasiyah di tangan pasukan Tatar tak lepas dari konspirasi yang
dilakukan oleh Ibnul Alqami dan ath-Thûsi. Hal ini didorong dendam kesumat
Ibnul Alqami ini terhadap Ahlu Sunnah. Pasalnya, pada tahun 656H terjadi
peperangan hebat antara Ahlu Sunnah dan Syi'ah yang berujung dengan takluknya
kota Karkh yang merupakan pusat kegiatan kaum Syi'ah dan beberapa rumah sanak
keluarga al-Alqami menjadi korban penjarahan.
Ia sangat berambisi meruntuhkan kekuatan Ahlu Sunnah
dan menggunakan segala cara untuk mencapai tujuannya, walaupun harus bersekutu
dengan pasukan musuh dan berkhianat terhadap khalifah. Hal itu ia lampiaskan
ketika ia memegang jabatan kementrian bagi Khalifah al-Musta’shim billâh, ia
memberi jalan bagi pasukan Tatar untuk masuk Baghdad.
Peristiwa itu terjadi pada tahun 656H. Ketika Hulago
Khan dan pasukannya yang berjumlah dua ratus ribu personil mengepung Baghdad
dan menghujani istana khalifah dengan anak panah. Pengamanan sekitar istana
saat itu lemah karena sebelum terjadinya peristiwa ini, Ibnul Alqami secara
diam-diam telah mengurangi jumlah personil tentara khalifah dengan cara memecat
sejumlah besar perwira dan mencoret nama mereka dari dinas ketentaraan. Pada
masa kekhalifahan sebelumnya, yaitu Khalifah al-Mustanshir, jumlah pasukan
mencapai 100.000 personil. Sementara pada masa al-Musta’shim billâh jumlahnya
menyusut menjadi 10.000 personil saja.
Kemudian Ibnul Alqami mengirim surat rahasia kepada
bangsa Tatar dan memprovokasi mereka untuk menyerang Baghdad. Ia sebutkan dalam
surat rahasia itu kelemahan angkatan bersenjata Daulah Abbasiyah di Baghdad.
Itulah sebabnya bangsa Tatar dengan sangat mudah dapat merebutnya.
Ketika pasukan Tatar mulai mengepung Baghdad sejak
tanggal 12 Muharram 656H, saat itulah Ibnul Alqami melakukan pengkhianatannya
untuk kesekian kali. Dialah orang pertama yang menemui pasukan Tatar. Lalu ia
keluar bersama keluarganya, pembantu serta pengikutnya pada saat-saat kritis
itu untuk menemui Hulago Khan dan mendapat perlindungan darinya. Kemudian ia
membujuk Khalifah agar ikut keluar bersamanya menemui Hulagokan untuk
mengadakan perdamaian, yaitu memberikan separoh hasil devisa negara kepada
bangsa Tatar.
Maka berangkatlah Khalifah bersama para qadhi,
Fuqâha’, tokoh-tokoh negara dan masyarakat serta para pejabat tinggi negara
lainnya dengan 700 kendaraan. Ketika sudah mendekati markas Hulago Khan, mereka
ditahan oleh pasukan Tatar dan tidak diizinkan menemui Hulago Khan kecuali
hanya Khalifah bersama 17 orang saja. Permintaan ini dipenuhi oleh Khalifah. Ia
berangkat bersama 17 orang sementara yang lain menunggu.
Sepeninggal Khalifah, sisa rombongan itu dirampok dan
dibunuh oleh pasukan Tatar. Selanjutnya Khalifah dibawa ke hadapan Hulago Khan
seperti seorang pesakitan yang tak berdaya. Kemudian atas permintaan Hulago
Khan, Khalifah kembali ke Baghdad ditemani oleh Ibnul Alqami dan Nâshiruddîn
ath-Thûsi. Di bawah rasa takut dan tekanan yang hebat, Khalifah mengeluarkan
emas, perhiasan dan permata dalam jumlah yang sangat banyak. Namun tanpa
disadari oleh Khalifah, para pengkhianat dari Syi'ah ini telah membisiki Hulago
Khan agar menampik tawaran damai dari Khalifah.
Ibnul Alqami berhasil meyakinkan Hulago Khan dan
membujuknya untuk membunuh Khalifah. Dan tatkala Khalifah kembali dengan
membawa perbendaharaan negara yang banyak untuk diserahkan, Hulago Khan
memerintahkan agar Khalifah dieksekusi. Dan yang mengisyaratkan untuk membunuh
Khalifah adalah Ibnul Alqami dan ath-Thûsi.
Dengan terbunuhnya Khalifah pasukan Tatar leluasa
menyerbu Baghdad tanpa perlawanan berarti. Maka jatuhlah Baghdad ke tangan
musuh. Dilaporkan bahwa jumlah orang yang tewas saat itu lebih kurang dua juta
orang. Tidak ada yang selamat kecuali Yahudi, Nashrani dan orang-orang yang
meminta perlindungan kepada pasukan Tatar, atau berlindung di rumah Ibnul
Alqami dan orang-orang kaya yang menebus jiwa mereka dengan menyerahkan harta
kepada pasukan Tatar.[14]
SEBUAH PELAJARAN BERHARGA
Melalui rekaman sejarah yang telah dipaparkan Ulama,
menyerahkan amanat dan jabatan kepada kaum Syi'ah merupakan tindakan bunuh diri
yang membahayakan umat. Karena sejarah telah membuktikan pengkhianatan yang
mereka lakukan terhadap kaum Muslimin, khususnya kepada Ahlu Sunnah.
Al-Baghdâdi rahimahullâh telah menjelaskan secara
ringkas permusuhan kaum Syi'ah Bathiniyah ini terhadap Islam dan kaum Muslimin.
Beliau berkata:
“Ketahuilah –semoga Allâh membuatmu bahagia–
sesungguhnya bahaya yang ditimbulkan oleh kaum Bathiniyah terhadap kaum
Muslimin lebih besar daripada bahaya yang ditimbulkan oleh kaum Yahudi,
Nashrani maupun Majusi. Bahkan lebih besar daripada kaum Dahriyah (atheis)
serta kelompok-kelompok kafir lainnya. Bahkan lebih besar daripada bahaya yang
ditimpakan oleh Dajjal yang muncul di akhir zaman. Karena orang-orang yang
tersesat akibat dakwah Bathiniyah ini sejak awal mula munculnya dakwah mereka
sampai hari ini lebih banyak daripada orang-orang yang disesatkan oleh Dajjal
pada waktu munculnya nanti. Karena fitnah Dajjal tidak lebih dari empat puluh
hari, sementara kejahatan kaum Bathiniyah ini lebih banyak lagi daripada
butiran pasir dan tetesan hujan.”[15]
Kaum Bathiniyah ini sengaja memilih ajaran Syi'ah
sebagai alat untuk beraksi karena adanya kecocokan dengan ambisi dan keinginan
mereka. Karena mereka tidak menemukan jalan masuk kepada Islam kecuali dengan
menampakkan ajaran Syi'ah ini dan menisbatkan diri kepada agama Syi'ah.
Abu Hamid Al-Ghazâli rahimahullâh
mengungkapkan:
“Telah sukses diadakan pertemuan di antara
pengikut-pengikut ajaran Majusi dan Mazdakiyah dari kalangan kaum Tsanawiyah
yang mulhid (kafir) serta sekelompok besar kaum filsafat mulhid –ad-Dailami
menambahkan– dan sisa-sisa pengikut ajaran Kharamiyah serta kaum Yahudi. Mereka
disatukan dengan satu slogan yaitu membuat tipu daya untuk menolak Islam.
Mereka berkata:
“Sesungguhnya Muhammad telah mengalahkan kita dan
menghapus agama kita. Carilah sekutu untuk menghadapinya karena kita tidak
mampu secara frontal untuk menghadapi mereka. Kita tidak bisa berhasil merebut
kekuasaan yang ada di tangan kaum Muslimin dengan senjata dan peperangan.
Karena kekuatan mereka dan banyaknya personil pasukan mereka. Demikian pula
kita tidak mampu untuk beradu argumentasi dengan mereka karena mereka memiliki Ulama,
fudhala’ dan ahli tahqiq. Tidak ada cara kecuali melakukan makar dan tipu
daya."
Kemudian mereka membuat rancangan dan program untuk
mencapai tujuan ini. Dan di antara cara yang mereka tempuh adalah masuk ke
tengah kaum Muslimin melalui jalan tasyayyu’ (ajaran Syi’ah). Walaupun mereka
juga menganggap bahwa kaum Syi'ah ini sesat, hanya saja mereka itu adalah orang
yang paling dangkal akalnya, paling konyol logikanya, paling mudah untuk
menerima perkara-perkara yang mustahil, paling percaya dengan riwayat-riwayat
dusta yang mereka buat, serta yang paling mudah untuk menerima riwayat-riwayat
palsu. Apalagi dalam ideologi Syi'ah ini terdapat ajaran taqiyah (bermuka dua)
yang sangat mereka perlukan untuk menjalankan misi mereka. Maka mereka pun
bersembunyi di balik ajaran ini untuk melemahkan Islam dan kaum Muslimin.
Sehingga tampilan luar mereka adalah Syi'ah, tetapi batin mereka berisi
kekufuran (terhadap Islam)."[16]
Itulah sedikit dari fakta sejarah yang sudah terjadi.
Sebenarnya masih banyak lagi sejarah hitam kekejaman ahli bid’ah ini (kaum
Syi'ah) terhadap Ahlu Sunnah khususnya dan kaum Muslimin pada umumnya. Kita
harus mengambil pelajaran dari masa lalu agar tidak berulang pada masa
mendatang. Karena sesungguhnya seorang Mukmin itu tidak boleh jatuh dalam satu
lobang berulang kali, sebagaimana yang disebutkan dalam hadits Nabi shallallâhu
'alaihi wasallam. Wallâhu a’lam.
.

LaLaurie adalah seorang sosialita sadis yang tinggal di new orleans, rumahnya adalah kamar kengerian, pada tanggal 10 April 1834, kebakaran terjadi di dapur rumah, dan pemadam kebakaran menemukan dua budak dirantai ke kompor, mereka tampaknya telah memulai kebakaran sendiri, untuk menarik perhatian, petugas pemadam kebakaran yang dipimpin oleh budak lain ke loteng, dimana kejutan itu, lebih dari selusin rusak dan budak cacat yang diborgol ke dinding atau lantai, beberapa telah menjadi subjek percobaan medis mengerikan ,
satu
orang tampaknya menjadi bagian dari beberapa perubahan seks yang aneh, seorang
wanita terjebak di kandang kecil dengan anggota tubuhnya rusak dan ulang agar
terlihat seperti kepiting, dan wanita lain dengan lengan dan kaki dihapus, dan patch
dari dagingnya dipotong di gerakan melingkar menyerupai ulat, beberapa punya
mulut mereka dijahit tertutup, dan harus kemudian mati kelaparan, sedangkan
yang lain memiliki tangan mereka dijahit ke berbagai bagian tubuh mereka,
sebagian besar ditemukan mati, tetapi beberapa masih hidup dan memohon untuk
dibunuh , untuk membebaskan mereka dari rasa sakit, LaLaurie lari sebelum dia
bisa dibeli pada keadilan - dia tidak pernah tertangkap, Anda dapat membaca
artikel yang lebih mendalam tentang Delphine LaLaurie sini.
4. Ilse
Koch

Dikenal sebagai "jalang dari Buchenwald" karena kekejaman sadis ke arah tahanan, tersangka TB Ilse menikah dengan yang lain nazi jahat, yang bertugas di ss tersebut, tersangka TB karl otto, tapi outshone dia di bejat, tidak manusiawi mengabaikan hidup yang ciri khasnya , ia menggunakan kecakapan seksual oleh berkeliaran di sekitar kamp telanjang, dengan cambuk, dan jika ada orang yang begitu banyak seperti melirik dia ingin mereka ditembak di tempat, tuduhan yang paling terkenal terhadap tersangka TB Ilse adalah bahwa ia telah memilih narapidana dengan tato menarik untuk dibunuh, sehingga kulit mereka dapat dibuat menjadi kap lampu untuk rumah dia (meskipun, sayangnya, tidak ada bukti penutup lampu tersebut telah ditemukan).
setelah perang ia ditangkap
dan menghabiskan waktu di penjara atas tuduhan yang berbeda, akhirnya gantung
diri di selnya pada tahun 1967, tampaknya dikonsumsi oleh rasa bersalah.
5. Shirō Ishii

letnan jenderal unit 731, sebuah unit perang biologis tentara kekaisaran Jepang selama perang sino-jepang kedua, ia lahir di desa Shibayama mantan sanbu kabupaten di prefektur Chiba, dan belajar kedokteran di universitas kekaisaran kyoto , pada tahun 1932, ia mulai percobaan pendahuluan dalam peperangan biologis sebagai proyek rahasia untuk militer Jepang, pada tahun 1936, unit 731 dibentuk, ishibuilt senyawa besar - lebih dari 150 gedung-gedung lebih dari enam kilometer persegi - di luar kota Harbin, Cina .
Beberapa
dari banyak kekejaman yang dilakukan oleh Ishii, dan lain-lain di bawah
komandonya di unit 731, meliputi: pembedahan makhluk hidup orang yang hidup
(termasuk wanita hamil yang diresapi oleh dokter), tahanan harus diamputasi
kaki dan disambungkan ke bagian lain dari tubuh mereka, beberapa tahanan
memiliki bagian-bagian tubuh mereka beku dan dicairkan untuk mempelajari
gangren yang dihasilkan tidak diobati, manusia juga digunakan sebagai uji kasus
hidup untuk granat dan penyembur api, para tahanan disuntik dengan suntikan
penyakit, menyamar sebagai vaksinasi, untuk mempelajari efek mereka, untuk
mempelajari dampak dari penyakit kelamin tidak diobati, tahanan laki-laki dan
perempuan sengaja terinfeksi sifilis dan gonore melalui pemerkosaan,
Ivan IV dari Rusia, juga dikenal sebagai ivan
yang mengerikan, adalah grand duke Muscovy, 1533-1547, dan adalah penguasa
pertama Rusia untuk mengasumsikan judul tsar, pada 1570, ivan berada di bawah
keyakinan bahwa elit kota Novgorod berencana untuk cacat ke Polandia,
dan
memimpin pasukan untuk menghentikan mereka, pada 2 Januari. prajurit ivan built
dinding di sekeliling kota untuk mencegah orang-orang di kota melarikan diri,
antara 500 dan 1000 orang dikumpulkan setiap hari oleh tentara, lalu disiksa
dan dibunuh di depan ivan dan putranya, pada 1581, ivan memukul putrinya
hamil-di-hukum untuk mengenakan pakaian tidak sopan, menyebabkan seorang anak,
keguguran, juga bernama ivan, setelah mengetahui ini, terlibat dalam perdebatan
sengit dengan ayahnya, yang mengakibatkan ivan mencolok anaknya di kepala
dengan nya menunjuk staf, menyebabkan (kebetulan) kematian anaknya.
Empat
cara syetan menggoda manusia
Disini
ada empat hal yang menjadi sasaran syetan dalam menggoda manusia, sebagaimana
`diuraikan dalam tafsir Athabari, yaitu: pertama, yang dimaksud dengan min
baini aidihim (dari muka) adalah bahwa syetan menggoda manusia dalam soal-soal
yang berkaitan dengan akhirat. Setan menggoda manusia supaya manusia ragu bahwa
hari akhirat itu pasti terjadi dan semua manusia kan mendapatkan balasan dari
setiap amal perbuatannya. Tidak hanya ragu, setan pun mendorong
ketidakpercayaan akan urusan akhirat : mengenai alam kubur, alam masyar mizan,
hisab, surga dan neraka. Akibatnya manusia tidak punya persiapan untuk
menghadapi akhirat. Ibadahnya (kalaupun itu dilakukan) asal-asalan yang penting sekedar untuk di dunia ini dan
sekedar untuk urusan pribadinya. Sesuatu yang berkaitan dengan urusan agama,
dengan urusan ummat, ia kesampingkan begitu rupa
Kedua,
wa min khalfihim (dari belakang mereka). Maksudnya bahwa setan menggoda manusia
agar manusia terlena dengan kehidupan dunia. Mereka menjadikan dunia sebagai
tujuan. Pendeknya menjadikan segala macam fasilitas dunia ini sebagai tujuan
hidupnya. Kalau manusia sudah menjadikan dunia sebagai tujuan, maka biasanya
dia akan menghalalkan segala cara
Oleh karena itu Allah memberikan gambaran kepada
manusia setelah menjelaskan bagaimana godaan setan itu. Pada ayat 122 surat
annisa ini Aallah menegaskan bahwa kehidupan di dunia dan di akhirat ,
keselamatan, kebahagaiaan, dan kesuksesan ditentukan oleh dua hal. Yaitu:
wal-ladzina amanu wa’amilus- shalihat, orang-orang yang beriman dan beramal
shaleh. Imam Hasan Basri mngungkapkan: bukanlah iman itu sekedar kinginan,
kayalan dan pengakuan semata, tetapi yang dikatakan imam itu sesuatu yang
terhunjam kuat dalam batin kita dan dibenarkan dengan amal perbuatan. Jadi,
amal perbuatan mmerupakan barometer kuat tidaknya seseorang. Dan itu hanya bisa
dilihat melalui amal perbuatan sehari-hari.
Jadi, istilah amal shaleh bukan diartikan sebagai perbuatan baik seperti yang
kita pahami sekarang ini, tetapi amal shaleh adalah amal perbuatan yang
dilandasi iman. Suatu perbuatan bisa dikatakan amal shaleh apabila dilandasi
oleh beberapa persaratan. Pertama niat yang ikhlas karena Allah. Suatu
perbuatan kalaupun kelihatan baik tetapi tidak dilandasi denga keikhlasan
karena Allah, maka itu tidak dikatakan amal shaleh., dan niat niat yang ikhlas
ini hanya akan dimiliki orang-orang yang beriman. Dan yang kedua amal itui bisa
dikatakan amal shaleh apabila dilakukan dengan sya’riat. Kalau tidak dengan sya’riat maka buka
dikatakan denga amal shaleh. Ketiga, dilakukan dengan penuh kesungguhan.
Keikhlasan seseorang dapat dilihat dari kesungguhan dia dalam melakukan
amalnya. Keikhlasan seseoarang dalam beramal tidak bisa di ukur denga materi
yang ia terima.
Jadi, jelaslah bahwa iman dan amal shaleh adalah dua
hal yang tidak bisa dipisahkan ,ada sebuah dialog antara rasulullah dengan para
sahabat, “ yaitu rasulullah, amal perbuatan apa yang paling utama?” kemudian
rasul berkata; “beriman kepada Allah dan rasul.” Dari sini kita bisa lihat
bahwa sahabat bertanya melalui amal dan jawaban rasulullah adalah iman. Jadi
amal yang paling utama adalah iman kepada Allah dan rasul-Nya